Welcome

menu

Detik Pos Indonesia

Kamis, 10 Mei 2012

Detik Pos Indonesia


Kisah Kecanggihan Sukhoi Superjet 100

Posted: 09 May 2012 08:36 PM PDT

DETIKPOS.net - Pada Juni 2001, Sukhoi Civil Aircraft Company (AVPK Sukhoi) mengumumkan program Russian Regional Jet (RRJ). Russian Aviation, Agensi Angkasa Rosaviakosmos, dan Perusahaan Boeing bersatu membangun dan memasarkan Jet Regional Rusia dan Sukhoi. Ilyushin dan Boeing secara formal menandatangani kesepakatan pada Juli 2001.

Ilyushin bertanggung jawab pada sertifikasi pesawat. Boeing menangani pamasaran, termasuk penjualan. Layanan servis dukungan seperti logistik operasional, perawatan, dan suku cadang juga ditangani Boeing. Pesawat ini pun diberi nama Sukhoi Superjet 100 pada Juli 2006.

Penerbangan Pertama

Superjet 100 dengan kapasitas 95 kursi ini digulirkan September 2007 di pabrik perakitan KnAAPO di Komsolmosk-on-Amur, Siberia, Rusia. Penerbangan pertama terjadi pada Mei 2008.

Pesawat kedua menjalani tes penerbangan pertama pada Desember 2008. Pesawat ketiga pada Juli 2009.

Pada 10 Desember 2009, pesawat ini mulai pengujian ketinggian dan sukses menjalaninya pada 23 September 2009. Pesawat ini pun meraih sertifikasi Rusia awal April 2009 dan menerima sertifikasi resmi dari Komite Penerbangan Interstate Aviation Rusia pada Februari 2011.

Desain

Anggota Sukhoi Holding, Novosibirsk Aircraft Production Association (NAPO) memproduksi 40 persen dari bagian RRJ. Mereka menangani bagian hidung, permukaan ekor vertikal dan horizontal, serta unit daya tambahan.

Para Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association (KnAAPO) selaku anggota Sukhoi Holding membuat sayap belakang. Perakitan final RRJ berlangsung di Komsomolsk-on-Amur.

Superjet 100 telah memenuhi syarat tingkat kebisingan darat yang diatur standardisasi ICAO Bab 4 dan FAR 34 Bagian 4.

Pada Maret 2005, perusahaan Sogitech dari Perancis dan Pesawat Penerbangan Sipil Sukhoi sepakat menandatangani pengembangan spesifikasi untuk membuat publikasi interaktif teknis elektronik dalam rangka mendukung layanan purna jual.

Dek dan perangkat avionik disuplai oleh Thales. Dek penerbangan sama dengan desain pesawat Airbus A380. Perangkat avionik termasuk tampilan kokpit, komunikasi, navigasi, dan sistem pengamatan juga disiapkan Thales mulai Juni 2005.

CMC Electronics menjadi pemasok sistem manajemen penerbangan CMA-9000. Leibherr Aerospace, yang berbasis di Toulouse, Perancis dan Pusat Desain Voscod di Rusia bertanggung jawab atas sistem pengendalian penerbangan RRJ. Leibherr juga mengembangkan kontrol udara dan sistem pendingin.

Dua Mesin

Menurut laman Aerospace-technology.com, Superjet 100 didukung dua mesin di bawah pesawat. Snecma Moteurs dan NPO Saturn telah mendirikan perusahaan patungan, Powerjet untuk menghasilkan mesin turbofan SaM146. Setiap mesin ini mendapat nilai 62kN hingga 71kN.

Mesin juga dilengkapi dengan otoritas kontrol digital elektronik penuh (Full Authority Digital Electronic Control atau FADEC) dari Snecma. Sistem mesin bertekanan rendah dikembangkan oleh NPO Saturn.

Institut Riset Penerbangan Gromov menandatangani perjanjian dengan Snecma Moteurs untuk mengembangkan mesin uji Ilyushin Il-76 untuk mesin kipas turbo SaM146. Uji terbang untuk mesin dimulai pada Desember 2007.


Tenaga Pesawat

Perusahaan berbasis di Perancis, Intertechnique memasok sistem pengisian bahan bakar. Pesawat ini memiliki kapasitas bahan bakar 13.135 liter (10.600 kg).

Pasokan daya tambahan pesawat dirancang Honeywell dan MMPP Salyut. Pesawat ini juga dilengkapi sistem listrik Hamilton Sundstrand dan penekan api Wright Curtiss.

Perangkat Pendaratan

Superjet 100 mendapat perlengkapan perangkat pendaratan roda gigi kembar tipe roda tiga. Sistem pengereman Sukhoi, roda Goodrich, dan rem juga telah disiapkan oleh Messier-Dowty. Empat roda ditawarkan sebagai pilihan untuk unit roda pendaratan utama.

Kendati didukung teknologi canggih, pesawat Sukhoi Superjet 100 hilang kontak Rabu 9 Mei 2012 sekitar pukul 14.50 WIB di Indonesia. Jenis pesawat yang hilang itu yakni Sukhoi 100 FN RA36801.

Rating : 4.5
Sumber : www..com
Info Iklan : risma@detikpos.net


Pasca Insiden, Sukhoi Superjet 100 Masih Laku Kah?

Posted: 09 May 2012 08:28 PM PDT

DETIKPOS.net - Pasca insiden pesawat Sukhoi Superjet 100 di kawasan Gunung Salak Bogor, memunculkan pertanyaan bagaimana nasib permintaan pesawat tersebut oleh para maskapai di Indonesia. Apalagi penerbangan kemarin, merupakan ajang promosi pesawat komersial pabrikan Sukhoi Rusia tersebut.

Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Ishaful Hayat mengatakan memang sudah ada beberapa maskapai yang sangat berminat dengan pesawat 98 penumpang tersebut. Namun ia tak bisa memastikan apakah pasca insiden kemarin, pihak maskapai tetap mempertimbangan melanjutkan pemesanan Sukhoi Superjet 100.

"Jadi kalau bicara stadar kelayakan terbang untuk standar Indonesia belum dicek, karena itukan (terbang) baru dalam rangka penawaran, sudah MoU, jadi baru berminat membeli, dengan kondisi sekarang nggak tahu, apakah maskapai yang berminat melanjutkan atau tidak, pemesanannya," katanya kepada detikFinance, Kamis (10/5/2012)

Ia menegaskan bahwa pemerintah tak bisa ikut campur soal sikap para maskapai Indonesia yang sudah menyatakan minatnya membeli Sukhoi Sukhoi Superjet 100. Menurutnya keputusan tersebut burni pertimbangan bisnis, berdasarkan business to business antara maskapai dengan produsen Sukhoi yang sudah mengantongi kelayakan terbang Eropa dan Rusia.

"Kita hanya mengingatkan beberapa hal kepada maskapai soal kelayakan terbangnya, juga pertimbangan apakah beberapa negara sudah pakai. Kalau dalam ekonomisnya, kalau pakai pesawat yang sudah banyak beroperasi di Indonesia tentu masalah SDM, lebih mudah untuk merawatnya karena jenis pesawat memang sudah banyak beroperasi di Indonesia. Secara perusahaan kami menyarankan, semacam pertimbangan saja," katanya.

Seperti diketahui, pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang di kawasan Gunung Salak, Bogor, Rabu (9/05/2012) diduga jatuh di kawasan Kawah Ratu, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Hal itu berdasarkan titik koordinat terakhir pukul 14.33 sebelum akhirnya pesawat lost kontak dengan ATC Bandara Halim Perdakusuma.

Kepala SAR Jakarta Ketut Parwa menjelaskan, meskipun titik koordinat terakhir pesawat sudah diketahui, namun pihaknya belum bisa memastikan apakah pesawat berpenumpang 40 orang itu jatuh di posisi tersebut.

Rating : 4.5
Sumber : www.detik.com
Info Iklan : risma@detikpos.net